Minggu, 15 Februari 2009

Bridal....

Bermain-Main dengan Gaun Pengantin



Pada zaman di mana ekspresi individu semakin mendapat tempat, para pengantin pun kian bebas memilih gaun pengantin yang bisa mengekspresikan dirinya.

15 tahun sudah Chenny Han merancang pakaian pengantin, dan kini ia mencoba keluar dari pakem dengan membuat gaun impian para pengantin, yakni gaun yang disesuaikan dengan kepribadian si calon mempelai.

Dalam bridal show bertajuk Modern Brides, Chenny menampilkan 18 gaun pengantin yang ditampilkan pada pembukaan pameran Grand Wedding Expo 2008 di Jakarta Convention Center, Jumat (20/6).

Pergelaran dibuka dengan beberapa gaun pengantin bergaya romantis yang berpotongan simpel dan ringan dengan panjang selutut, bahkan mini untuk yang lebih berani. Mempelai perempuan pun tak harus tersiksa dalam balutan gaun dengan bahan berat dan terikat ketat. Tanpa gaun panjang menyapu lantai, para ratu sehari ini bisa tampil lebih luwes dan bebas melangkah.

Selain putih, Chenny juga menawarkan warna lain, seperti gading atau warna champagne, dan emas. Aksesori yang dipakai juga sederhana, seperti bros di bagian dada, pita, atau kerudung berbahan tulle. Demikian juga dengan riasan rambut dan wajah yang mencerminkan gaya modern.

Hampir keseluruhan gaun pengantin di segmen pertama ini dipastikan akan disukai oleh mempelai yang tak ingin direpotkan dengan gaun berekor panjang. Bahkan, gaun ini bisa langsung dipakai sebagai gaun malam karena bergaya kasual dan memiliki siluet ramping.

Menurut Chenny, inspirasi untuk menciptakan gaun pengantin berpotongan sederhana datang dari pelanggannya. "Banyak calon pengantin yang datang ke saya dan ingin dibuatkan gaun yang simpel dan bisa menampilkan diri apa adanya. Mereka juga mulai jenuh dengan model gaun pengantin yang itu-itu saja," kata perancang yang jadi langganan para artis ini.

Ditambahkan oleh Chenny, gaun pengantin tersebut juga disesuaikan dengan tren pesta pernikahan saat ini. Pesta tak lagi sekadar besar dan mewah, tapi telah bergeser pada pesta terbatas yang dihadiri kerabat dan teman dekat. "Tempat resepsi tak lagi di ballroom hotel tapi lebih bernuansa alam terbuka, seperti di pinggir pantai atau kebun," kata Chenny.

Sayangnya, belum banyak calon mempelai di Indonesia yang punya kebebasan untuk menentukan pilihan. Justru keluarga besar, terutama orangtua, sering kali jadi pihak yang paling menentukan gaun pengantin apa yang akan dipakai mempelai. Selain itu tentu saja ada aturan adat istiadat dan agama.

Untuk itulah, di segmen selanjutnya gaun pengantin yang ditampilkan Chenny lebih bergaya klasik dan lebih mewah. Selain model kemben yang memang disukai para calon pengantin, Chenny juga menawarkan bentuk leher "V" yang berkesan lebih bersahaja.

Kejutan ditampilkan Chenny pada detail busana, misalnya penempatan bros yang tidak biasa, imitasi kulit, atau penggunaan serat kapas yang dipilin panjang. "Semua bahan aksesori saya pesan dari perajin di Kota Gede, Yogyakarta," ujar Chenny yang mendapat inspirasi dari bros pengantin suku Jawa ini.

Di segmen terakhir, Chenny juga menampilkan kreasi gaun pengantin yang diberi touch tekstil motif flora warna hitam. Ia juga menampilkan ball gown berwarna krem yang diberi pita sebagai pemanis.

Pada akhirnya, pilihan jatuh pada keinginan para pengantin sendiri. "Saya tahu rancangan ini menabrak pakem gaun pengantin. Tapi saya tidak ingin didikte oleh pasar dan ingin bebas berkreasi," kata perancang yang telah menulis buku koleksi gaun pengantin ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 

MODE. Design By: SkinCorner